BANDUNG, polban.ac.id –  Politeknik Negeri Bandung (Polban) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan vokasi melalui program Sertifikasi Kompetensi Batch 2, khususnya dalam pelatihan Jaringan Komputer Internet – Cisco. Pelatihan ini diselenggarakan pada 7 hingga 18 Oktober 2024, dengan bimbingan ahli jaringan komputer, Ir. Usman B., M.Eng.,Jurusan Teknik Elektro, yang bertindak sebagai PIC dan pengajar utama.

Serkom dan Serprof CCNA di Polban
Pengajar - Ir. Usman B., M.Eng.
Pengajar - Ir. Usman B., M.Eng.

Pelatihan ini diikuti oleh peserta yang merupakan dosen vokasi dari berbagai politeknik di Indonesia, antara lain Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Negeri Padang, Politeknik Negeri Sriwijaya, dan Politeknik Negeri Malang. Hal ini menunjukkan antusiasme para dosen dalam mengembangkan kompetensi di bidang jaringan komputer demi meningkatkan kualitas pengajaran yang relevan dengan kebutuhan industri.

Ir. Usman B., M.Eng., menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan dosen vokasi dalam pengajaran serta meningkatkan keterampilan teknis di bidang jaringan komputer. Beberapa tujuan utama dari pelatihan Cisco CCNA 200-301 ini meliputi peningkatan pemahaman dasar dan lanjutan tentang jaringan, pengembangan kompetensi praktis dalam konfigurasi dan troubleshooting, serta pembaruan pengetahuan tentang teknologi jaringan terkini. Dengan bekal ini, diharapkan para dosen mampu menyampaikan materi ajar yang lebih aplikatif dan sesuai dengan standar industri, mendukung lulusan yang siap bersaing di dunia kerja.

Pelatihan ini menggunakan metode pembelajaran yang menggabungkan teori dan praktik melalui berbagai pendekatan, seperti Problem-Based Learning (PBL), diskusi kelompok, serta hands-on lab atau praktikum langsung. “Pendekatan PBL memungkinkan peserta menghadapi skenario nyata yang mendorong mereka untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah jaringan,” ujar Usman B., M.Eng. Selain itu, peserta juga mendapatkan pengalaman melalui simulasi menggunakan Cisco Packet Tracer, sehingga mereka dapat berlatih konfigurasi jaringan tanpa memerlukan perangkat fisik.

Materi pelatihan mencakup berbagai konsep dan keterampilan utama, mulai dari dasar-dasar jaringan seperti LAN, WAN, model OSI, dan TCP/IP, hingga keterampilan lanjutan dalam routing, switching, keamanan jaringan, layanan IP, serta konsep nirkabel (wireless). Pelatihan ini juga memperkenalkan konsep jaringan berbasis perangkat lunak (SDN) dan dasar-dasar otomasi jaringan yang sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

serkom serprof ccna
Peserta Pelatihan CCNA Polban

Praktik langsung menggunakan perangkat Cisco di laboratorium membantu peserta memahami konsep teoritis yang telah dipelajari. Dengan praktik ini, peserta dapat melihat langsung implementasi konsep seperti routing, switching, serta troubleshooting yang sangat penting dalam ujian sertifikasi. “Pengalaman ini sangat berharga untuk memperkuat keterampilan teknis dalam menangani perangkat jaringan,” tambah Usman B., M.Eng.

Mengajarkan konsep jaringan yang kompleks kepada peserta dari latar belakang yang beragam bukan tanpa tantangan. Usman B., M.Eng., menjelaskan bahwa peserta memiliki gaya belajar yang berbeda, sehingga pengajar perlu menggunakan metode pembelajaran yang variatif untuk mengakomodasi berbagai gaya belajar tersebut. Selain itu, keterbatasan waktu juga mengharuskan pengajar untuk memastikan agar materi dapat dipahami peserta secara maksimal.

Sertifikasi Cisco CCNA memiliki peran penting dalam perkembangan karier profesional peserta, terutama yang bergerak di bidang jaringan dan telekomunikasi. Sertifikasi ini diakui secara luas oleh industri dan meningkatkan kredibilitas dosen sebagai tenaga pengajar yang kompeten. “Dengan sertifikasi ini, diharapkan dosen dapat lebih percaya diri dalam menyampaikan materi yang relevan dengan kebutuhan industri,” kata Usman B., M.Eng.

Setelah menyelesaikan pelatihan, peserta diharapkan mampu menguasai keterampilan teknis dalam konfigurasi dan troubleshooting jaringan serta meningkatkan kualitas pengajaran berbasis praktik. Mereka juga diharapkan lebih siap menghadapi perkembangan teknologi jaringan modern, seperti otomasi dan keamanan siber, yang akan menjadi aset berharga bagi institusi tempat mereka mengajar. Usman/dhit