BANDUNG, polban.ac.id – Pelatihan ICT Project Management merupakan salah satu program peningkatan kompetensi dosen yang dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan pengelolaan proyek teknologi informasi. Program ini fokus pada penerapan metodologi seperti Project Management Body of Knowledge (PMBOK), Agile, dan Scrum, yang semuanya relevan untuk pengelolaan proyek yang dinamis dan adaptif di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Politeknik Negeri Bandung (Polban) menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan pelatihan ini, yang merupakan bagian dari kerja sama dengan Direktorat Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini bertujuan untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan siap bersaing di era global.
Manajemen proyek dalam TIK, atau ICT Project Management,adalah penerapan prinsip-prinsip manajemen proyek untuk merencanakan, melaksanakan, memantau, dan menyelesaikan proyek yang terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Pelatihan ini mengajarkan berbagai aspek penting, mulai dari Project Integration Management hingga Project Stakeholder Management. Selain itu, metodologi Agile dan Scrum yang digunakan dalam pelatihan ini membantu peserta mengelola proyek TIK yang terus berubah dengan cepat.
Pelatihan ini diikuti oleh 10 peserta dari berbagai politeknik di Indonesia dan berlangsung mulai tanggal 23 September hingga 4 Oktober 2024 di Politeknik Negeri Bandung. Bagi dosen di perguruan tinggi vokasi, pelatihan ini sangat penting karena memungkinkan mereka memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa tentang bagaimana proyek dimulai, dijalankan, dan diselesaikan. Hal ini juga sangat relevan bagi mahasiswa yang menjalani kegiatan Kerja Praktek (KP) atau Praktek Kerja Lapangan (PKL), karena mereka sering terlibat dalam proyek nyata, sehingga keterampilan manajemen proyek ini dapat meningkatkan daya saing mereka di dunia kerja.
Berbeda dengan manajemen proyek biasa, ICT Project Management lebih fokus pada proyek teknologi informasi yang sering melibatkan inovasi dan tantangan teknis. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, seperti Agile dan Scrum, ICT Project Management memberikan kerangka kerja yang lebih cocok untuk proyek-proyek berbasis teknologi yang memerlukan adaptasi cepat terhadap perubahan.
Berbeda dengan manajemen proyek biasa, ICT Project Management lebih fokus pada proyek teknologi informasi yang sering melibatkan inovasi dan tantangan teknis. Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, seperti Agile dan Scrum, ICT Project Management memberikan kerangka kerja yang lebih cocok untuk proyek-proyek berbasis teknologi yang memerlukan adaptasi cepat terhadap perubahan.
Selain di bidang TIK, keterampilan yang dipelajari dalam pelatihan ini juga dapat diterapkan di sektor lain, seperti manajemen konstruksi, keuangan, atau manufaktur. Teknik manajemen seperti Project Scope Management dan Project Risk Management dapat diterapkan di berbagai industri untuk memastikan cakupan pekerjaan dan risiko terkelola dengan baik.
Yadhi Aditya Permana, Ketua Jurusan Teknik Komputer dan Informatika (JTK), menekankan bahwa pelatihan ICT Project Management ini sejalan dengan Program Non Degree Peningkatan Kompetensi Dosen yang bertujuan meningkatkan kemampuan praktis dosen. Pelatihan ini membantu dosen agar lebih siap menghadapi perkembangan teknologi dan mengajarkan keterampilan yang relevan kepada mahasiswa vokasi. Menurutnya, tujuan utama dari pelatihan ini adalah membekali dosen dengan kemampuan untuk merencanakan dan mengelola proyek TIK secara efektif, yang berdampak langsung pada kualitas pengajaran dan pembimbingan mahasiswa dalam proyek-proyek nyata.
JTK Polban dipilih sebagai penyelenggara karena memiliki dosen-dosen yang telah tersertifikasi dalam manajemen proyek dan memiliki kemitraan kuat dengan industri. Ini memberikan nilai tambah bagi pelatihan ini, di mana peserta dapat mendapatkan pengalaman langsung dari praktisi yang sudah berpengalaman.
Iwan Awaludin, salah satu pengajar dalam pelatihan ini, menyatakan bahwa pendidikan vokasi kini ditantang untuk menerapkan project-based learning (PjBL). Dengan pengalaman mengajar dan sertifikasi Certified Associate in Project Management (CAPM), Iwan merasa terdorong untuk berbagi ilmu dengan dosen-dosen dari perguruan tinggi vokasi lain. Tantangan utama yang dihadapinya adalah perbedaan kondisi proyek di Indonesia dibandingkan standar internasional, namun ini diatasi dengan menghadirkan pengajar praktisi yang memahami kondisi proyek di lapangan.
Pelatihan ICT Project Management di Polban tidak hanya memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kompetensi dosen, tetapi juga memperkuat posisi Polban sebagai lembaga pendidikan vokasi yang berkomitmen pada kualitas dan inovasi di bidang teknologi informasi. Salah satu peserta pelatihan, Dadang Syarif Sihabudin Sahid, Direktur Politeknik Caltex Riau, merasa bangga bisa kembali mengikuti pelatihan di Polban setelah hampir 24 tahun mengikuti pelatihan dan magang di tempat yang sama. Pelatihan ini, menurutnya, tidak hanya menyegarkan kembali ilmu yang dimilikinya, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang implementasi manajemen proyek di bidang TIK. Ia menekankan bahwa kualitas pengajaran dari dosen-dosen JTK Polban sangat tinggi, dan ilmu yang diperoleh akan segera diterapkan dalam proyek ICT nyata yang melibatkan perusahaan minyak dan gas bumi.
Pelatihan ICT Project Management di Polban tidak hanya memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kompetensi dosen, tetapi juga memperkuat posisi Polban sebagai lembaga pendidikan vokasi yang berkomitmen pada kualitas dan inovasi di bidang teknologi informasi. Dengan dukungan dari berbagai institusi dan industri, pelatihan ini menjadi landasan untuk kolaborasi jangka panjang antar perguruan tinggi, memperkuat pengajaran, dan meningkatkan mutu lulusan pendidikan vokasi di Indonesia. (Yadhi/FD/dhit)